Jumat, 07 Mei 2010

Cerita Deskripsi "Jam Terakhir"

Jam Terakhir

Jam sekolah telah berakhir, murid-murid lain segera pergi meninggalkan sekolah. Di kelas, hanya tinggal aku yang masih sibuk merapikan buku ke dalam tas. Setelah selesai, segera ku beranjak dari kursi ku. Sebelum pergi meninggalkan kelas yang sudah letih ini, kulayangkan pandanganku pada sekeliling ruangan yang berukuran kira-kira delapan kali delapan meter itu sekali lagi.
Dinding ruangan hijau muda berpadu dengan lembayung senja. Di sebelah kananku terpampang tabel inventaris kelas dan jadwal pelajaran bimbel adzkia untuk tiga minggu ke depan. Dibawahnya, tergeletak tempat sampah berwarna silver yang tutupnya sudah tidak ada. Ruangan ini terlihat lebih terang karena ada delapan jendela di sebelah kiri kelas, dan empat lagi di sebelah kanan. Masing-masing dihiasi dengan gorden berwarna hijau tua, kecuali satu jendela yang terletak di samping meja guru tepat dihadapanku, yang sudah entah kemana gordennya.
Di depan kelas, terpasang whiteboard berukuran tiga kali satu setengah meter yang masih bertuliskan rumus-rumus ekonometri yang sudah lengket betul dalam kepalaku. Diatasnya, terpampang hiasan lambang burung garuda emas bertuliskan “Bhineka Tunggal Ika”. Disebelah kiri whiteboard ada jam dinding biru tua yang masih kuat menggerakkan tiap jarumnya. Disebelah kirinya lagi terdapat almanak, meski gambar seorang tokoh bintang ternama yang terpajang sudah penuh coretan murid-murid jail.
Diatas meja guru, ada dua penghapus whiteboard dan satu spidol di sudut sebelah kanan. Tak ketinggalan buku jurnal dan absensi siswa yang diatasnya diletakkan kotak amal yang sudah cukup penuh dan berat. Daftar pengurus kelas, jadwal piket dan jadwal pelajaran melekat di bawah taplak meja yang hanya menggunakan plastik transparan.
Meja dan kursi murid-murid sudah tidak tersusun rapi, suasana kelas sudah tidak karuan lagi. Lemari loker siswa berdiri kokoh dobelakang kelas menjadi saksi bisu semua kegiatan di ruangan ini.





Ku fokuskan tatapanku pada pendinginruangan di sebelah kiri atas ruangan. Kedua pendingin ruangan ini sudah tidak seperti yang dulu. Mungkin, alat ini sudah mulai renta, sehingga ia tidak bisa mendinginkan seluruh ruangan ini hingga jam pelajaran berakhir.
Ditengah langit-langit berwarna putih itu terdapat speaker yang biasa digunakan para guru untuk memberikan pengumuman-pengumuman. Disekelilingnya tertempel empat buah lampu yang masih menyala. Segera ku sambar saklar di sebelah kananku untuk memadamkan mereka. Sampah-sampah berserakan diatas keramik putih. Tetapi, ruangan ini akan kembali pulih dalam beberapa menit lagi. Karena ada penjaga sekolah yang selalu setia dan siaga dengan tugasnya. Segera ku palingkan tubuhku dari medan perjuangan, berharap esok lebih baik.

Tidak ada komentar: